Minggu, 12 Juni 2011

MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Dunia tercipta dengan segala sesuatu yang berpasangan. Ada langit ada bumi, ada baik ada benar, ada wanita dan ada laki-laki. Meskipun manusia tercipta sebagai makhluk pribadi, tetapi manusia juga merupakan makhluk sosial yang tak dapat hidup sendiri tanpa campur tangan orang lain. Manusia sebagai makhuk sosial membutuhkan interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Allah memberikan bekal cinta kepada setiap manusia yang ada di bumi sehingga setiap manusia bisa berinteraksi secara harmonis dengan manusia lainnya. Dia juga telah menganugerahkan cita-cita luhur dan tekad yang tinggi dengan kekuatan cinta yang telah difitrahkan secara khusus kepada setiap makhluk-Nya.
Allah memberikan cinta kepada setiap manusia yang mana nantinya berlanjut pada sebuah kasih sayang. Karena manusia mempunyai dua sumber kekuatan yang menggerakkan dirinya untuk berbuat atau bertingkah laku termasuk perasaan untuk mencintai dan dicintai. Dua sumber yang dimaksud yaitu akal dan budi di satu pihak akan tetapi di pihak lain ada nafsu sehingga cinta terbagi menjadi dua jenis yaitu cinta yang sejati dan tulus dan cinta yang hanya karena nafsu atau pamrih. Butuh karena cinta ataukah cinta karena butuh?
Cinta merupakan suatu istilah yang sulit untuk dibatasi secara jelas. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa cinta adalah salah satu kebutuhan hidup manusia yang cukup fundamental. Begitu fundamentalnya sampai membawa Victor Hago, seorang pujangga terkenal, pada satu kesimpulan bahwa, mati tanpa cinta sama halnya dengan mati dengan penuh dosa. Dari pernyataan itu tentunya kita mampu berpikir bahwa tanpa cinta, yang ada hanya hidup yang penuh diskriminasi, eksploitasi, iri dengki dan bersaing. Oleh karena itu, cinta amat penting dalam kehidupan manusia. Tidak pernah selintas pun orang berpikir bahwa cinta itu tidak penting. Belumlah sempurna hidup seseorang itu jika di dalam hidupnya tidak pernah dihampiri atau dihinggapi perasaan cinta.
Cinta punya banyak sebutan, tergantung siapa yang merasakan, dari racun, bencana, kedamaian, bahkan cinta adalah penderitaan. Akan tetapi pandangan akan cinta yang bermacam-macam itu dilihat dari berbagai sisi atas cinta. Cinta merupakan suatu landasan perkawinan untuk membentuk  rumah tangga, terciptanya semangat hidup, terciptanya sebuah hubungan kemasyarakatan hingga terbangunnya suatu negara. Cinta pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhannya, dimana setiap insan yang mencintai tuhannya maka ia akan berpegang teguh pada syariat-Nya.
Cinta merupakan pengalaman yang sangat menarik yang kita alami dalam hidup ini. Meskipun demikian, hampir setiap orang tidak pernah berpikir tentang apa dan bagaimana cinta itu. Sangat disesali, orang pada umumnya masih bingung akan apakah cinta itu sesungguhnya. Kebingungan mereka semakin bertambah ketika dunia perfileman menperkenalkan arti cinta yang salah dimana penekanan akan cinta selalu dititikberatkan pada perasaan dan cerita romantika. Tetapi, pengertian sesungguhnya dari cinta akan membantu kita semua untuk lepas dari ketidak jelasan ini.

B. Masalah
·         Apa itu cinta kasih?
·         Apakah manfaat cinta kasih dalam kehidupan manusia?
·         Seperti apa makna kasih sayang, dan apa macam-macamnya?
·         Apa makna kemesraan dalam hidup, dan jelaskan macam-macamnya?
·         Apa yang dimaksud dengan pemujaan?

C.  Tujuan

·         Menjelaskan makna cinta kasih.
·         Menjelaskan manfaat cinta kasih dalam kehidupan manusia.
·         Menjelaskan makna kasih sayang dan macam-macam kasih sayang.
·         Menjelaskan makna kemesraan dan jenis-jenis kemesraan.
·         Menjelaskan tentang makna pemujaan.








BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Cinta Kasih
Tak ada kata – kata yang lebih menginspirasi lebih dari kata cinta. Ribuan film bertema cinta telah pernah dibuat dan akan terus dibuat lebih banyak lagi. Ribuan buku cinta telah pernah ditulis dan masih akan terus ditulis. Ribuan lagu cinta terus mengalir tak henti – henti. Jutaan kisah cinta terus dibicarakan sepanjang waktu dan masih akan menjadi sumber cerita paling menarik sampai kapan pun.
Cerita cinta memang cerita terbesar umat manusia. Cerita cinta sudah menggema di masa lampau, masih tetap menggema hingga sekarang, dan akan terus senantiasa bergema hingga di masa yang akan datang. Hal itu membuktikan bahwa cinta merupakan sumber inspirasi terbesar umat manusia. Karena cinta orang rela bersakit – sakit, menderita dan bahkan mengorbankan nyawa. Karena cinta pula orang berbahagia, menciptakan berbagai karya besar dan menciptakan berbagai keajaiban dunia. Namun, apakah pengertian cinta itu sesungguhnya? Di sisni penyusun mengutip beberapa pendapat tentang definisi cinta. Akan tetapi definisi cinta itu tidaklah mutlak. Semua orang memiliki definisi sendiri tentang cinta sesuai dengan kondisinya.
1.    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwadaminta (1996), cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau rasa sayang (kepada), ataupun rasa sangat kasih atu tertarik hatinya.
2.    Menurut Erich Fromm, cinta merupakan perhatian aktif terhadap kehidupan serta perkembangan dari yang dicintai, entah sesuatu atau seseorang. Jadi, cinta adalah sebuah aktifitas bukan sebuah nafsu. Orang yang mencintai berarti bekerja keras untuk cintanya, dan bekerja keras untuk yang dicintainya.
3.    Menurut Abraham Maslow, cinta sejati adalah ketika kita mencintai diri orang lain apa adanya dan tidak mencintai diri sendiri. Ciri dari cinta sejati adalah menghormati orang yang dicintai,dan memotivasi apa yang menjadi minatnya, kebahagiaan diri merupakan perpaduan antara apa yang terbaik untuknya dan apa yang  diinginkan diri sendiri. Perhatian yang tulus hanya akan tercurah padanya. Kita menghormati yang kita cintai sebagai mitra dan bukan untuk memanipulasi, menguasai dan mengontrolnya.
4.    Tjoko Tri Prasetya (1997), secara sederhana cinta bisa diartikan sebagai paduan rasa simpati antara dua makhluk. Rasa simpati ini tidak hanya berkembang diantara pria dan wanita, akan tetapi bisa juga antara pria dengan pria atau wanita dengan wanita. Contoh yang mudah dimengerti dapat kita lihat pada hubungan cinta kasih antara seorang ayah dengan anak laki-lakinya, atau seorang ibu dengan anak gadisnya.
 Sedangkan kata ‘ kasih’ menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia  karya W.J.S Poerwadaminta artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian,. cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan
Arti cinta dan kasih hampir sama namun kata kasih lebih memperkuat rasa cinta. Walaupun mengandung arti yang hampir sama, tapi terdapat perbedaan. Cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam, sedangkan kasih adalah pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada orang atau yang dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata. Contohnya, tingkah laku binatang sudah menunjukkan adanya belas kasih sementara pada tumbuhan belum tampak. Hal ini dapat dilihat ketika menyusui si anak, si induk membelainya atau selalu melindunginya dari semua bahaya yang mengancam. Tingkah laku manusia makin jelas menunjukkan adanya cinta kasih, bukan hanya dalam bentuk belaian sayang, tapi juga dengan kata – kata dan mimik. Namun, pemberian cinta kasih yang sempurna bukanlah yang hanya datang dari satu arah, misalnya dari orang tua saja kepada anaknya, tapi juga dari anak kepada orang tuanya (to give and to take). Jadi, cinta kasih baru terasa apabila ada dua pihak yang sama – sama saling menerima sekaligus juga saling memberi. Orang yang menaruh rasa kasih terhadap orang lain akan selalu memiliki belas kasihan, selalu berbuat baik dan suka menolong orang lain.
               Cinta sama sekali bukan nafsu. Banyak orang, terutama remaja yang sulit untuk membedakan antara cinta dengan nafsu karena kedua hal itu memang sangat berdekatan. Sulit dihindari bahwa atas dasar cinta yang dirasakan seseorang terhadap orang lain yang berlawanan jenis akhirnya akan bermuara pada hubungan seksual. Menurut Supartono (2004) perbedaan cinta dengan nafsu antara lain :
a.    Cinta bersifat manusiawi, hanya pada manusialah cinta timbul dan berkembang, sedangkan pada binatang terbatas pada naluri untuk melindungi.
b.     Cinta bersifat rokhaniah, sedangkan nafsu sifatnya jasmaniah. Rasa cinta dapat memberikan semangat dalam hidup bagi orang yang mencintai dan bagi yang menerimanya, dirasakan sebagai kebahagiaan. Sedangkan nafsu cenderung memuaskan dorongan seks semata.
c.     Cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu senantiasa menuntut.
d.   Cinta diberikan secara tulus karena sifatnya rohaniah, sedangkan dorongan nafsu mudah dilakukan dengan paksaan yang dalam praktiknya berupa pemerkosaan.
Dalam buku Seni Mencintai, Erich Fromm (1983:24-27) menyebutkan bahwa cinta itu terutama memberi, bukan menerima. Cinta selalu memiliki unsur-unsur dasar tertentu yaitu:
a. Pengasuhan, contohnya adalah cinta seorang ibu kepada anaknya.
b. Tanggung Jawab, adalah tindakan yang benar-benar berdasar atas suka rela, seperti hubungan antara orang tua dan anaknya.
c. Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang lain, terutama agar mau membuka dirinya, memperhatikan sebagaimana adanya.
d. Pengenalan, merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia

Dr. Salito W. Sarwono dalam artikelnya yang berjudul Segitiga Cinta, bukan cinta segitiga mengatakan bahwa cinta yang ideal memiliki 3 unsur yaitu keterikatan, keintiman dan kemesraan. Keterikatan yaitu adanya perasaan untuk hanya bersama orang yang dicintai, segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa tidak ada jarak lagi, sehingga panggilan formal digantikan dengan sekedar memanggil nama, atau sebutan lain seperti sayang, makan/minum dari satu piring/cangkir, tidak saling menyimpan rahasia, dst. Kemesraan berasal dari kata dasar mesra, yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan adalah hubungan yang akrab baik antara pria dan wanita yang merupakan perwujudan cinta dan kasih sayang yang mendalam. Kemesraan yaitu rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kengen apabila jauh atau lama tidak bertemu, ucapan-ucapan yang mengatakan sayang, saling mencium, merangkul, dsb. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Dengan kemesraan orang dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan dan bakatnya.
Jadi, secara sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih sayang, kemesraan belas kasihan dan pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab artinya akibat yang baik, positif, berguna, saling menguntungkan, menciptakan keserasian, kseimbangan, dan kebahagiaan, kedamaian antara sesama manusia, dengan lingkungan, dan antara manusia dengan Tuhan.
B.     Pentingnya Cinta Kasih Dalam Kehidupan Manusia
Manusia selain sebagai makhluk individu yang akan menghidupi diri mereka sendiri, juga sebagai makhluk sosial, yang membutuhkan bantuan orang lain, membutuhkan orang lain dalam mengarungi kehidupan agar dapat lebih terpuaskan kebutuhan sosialnya. Karena manusia membutuhkan sesamanya, maka manusia juga harus menyatakan cintanya kepada sesamanya tanpa membedakan antara satu dan yang lain. Cinta harus ditebarkan kepada setiap makhluk dengan porsi yang setara, tidak ada persaingan dalam cinta dan tidak ada kecemburuan dalam cinta, saling mengulurkan tangan dan saling bergandengan tangan.
Melalui cinta ini pula, hubungan khusus antar manusia dapat terjalin, cinta juga merupakan rasa yang mampu menjalin hubungan keluarga, menjalin ikatan persaudaraan, menggandeng perbedaan menjadi satu kesatuan dan menciptakan persaudaraan yang saling mengerti kebutuhan satu dengan yang lainnya.

C.    Kasih Sayang
Pengertian kasih telah disebutkan pada subbab A, sedangkan sayang dapat dikaitkan juga dengan kasih, karena rasa cinta seseorang dapat diwujudkan secara lebih nyata melalui sayang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “sayang” berarti kasihan. Oleh karena itu, kasih sayang diartikan sebagai cinta, kasih, atau amat suka, akan ( kepada ). Dengan demikian, sayang memperkuat rasa kasih seseorang yang diwujudkan dalam tindakan yang nyata, dan semuanya bersumber dari rasa cinta. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Dalam kasih sayang sadar atau tidak dituntut tenggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka sehingga keduanya merupakan satuan yang utuh. Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan.
     Menurut Erich fromm ( 1983 : 54) dalam bukunya Seni Mencintai, kasih sayang manusia diwujudkan dalam beberapa hubungan yaitu  kasih sayang interindividu, kasih sayang antarindividu (cinta persaudaraan), ksih sayang keibuan, kasih sayang erotis dan kasih sayang terhadap Allah dan Rasul-Nya.

1.      Kasih sayang interindividu
Kasih sayang interindividu adalah kasih sayang seseorang terhadap dirinya sendiri. Secara alamiah manusia mencintai dirinya sendiri. Cinta terhadap diri sendiri ini mengarah pada upaya menjaga diri, memperbaiki diri, merias diri serta membawa diri dalam situasi dan kondisi tertentu. Cinta kepada diri sendiri tidaklah sama dengan mementingkan diri sendiri. Namun cinta diri sendiri merupakan langkah untuk hidup tak mementingkan diri sendiri. Pada saat mementingkan diri sendiri kemungkinan rasa cinta akan diri sendiri berkurang, dimana disitu terdapat ketamakan yang tak terpuaskan. Cinta kepada diri sendiri tidak berarti mencintai dirinya sendiri kemudian meninggalkan kebutuhan cinta terhadap sesama. Mementingkan diri sendiri akan membawa seseorang dalam keegoisan, memandang kepentingan social dibawah kepentingan individu dan mengutamakan dirinya sendiri dibanding mendahulukan orang lain atau masyarakat dalam setiap hal. Mampu menempatkan diri pada situasi apapun dan memperbaiki dirinya apabila ternyata dia melakukan kesalahan yang merugikan orang lain dan masyarakat secara umum juga merupakan manifestasi dari kecintaan terhadap diri sendiri.
2.       Kasih sayang antar individu ( sesama manusia )
                   Kasih sayang antar individu adalah manifestasi dari cinta yang mengaitkan hubungan khusus dua individu yang memiliki rasa cinta dan ketertarikan antara satu dengan yang lain. Kasih sayang antar individu ini adalah fondasi dasar dari hubungan keluarga, dengan kasih sayang antar individu ini, maka terjalinlah pernikahan, memiliki keturunan dan selanjutnya menjadi satu keluarga besar dalam beberapa decade kedepannya. Cinta yang tumbuh antara satu orang dengan orang lain biasanya lebih dapat dilihat dari ketertarikan secara fisik ataupun non fisik seseorang kepada orang lain yang kemudian cinta itu disambut kemudian menjalin kesepakatan bersama dalam ikatan pernikahan. Secara umum dalam pandangan masyarakat awam, yang dinamakan cinta adalah cinta yang demikian ini.  Seringkali masyarakat awam berpandangan sempit mengenai cinta, sehingga tafsiran mengenai cinta itu sendiri juga diartikan sempit dan tertutup dari penjelasan yang lebih universal.
3. Kasih sayang keibuan
Cinta keibuan lebih didasarkan cinta yang bernilai tanggung jawab dan perhatian. Seorang ibu akan merasa bertanggung jawab terhadap masa depan anak-anaknya, sehingga dengan jalan apapun ia memberikan perhatian, kasih sayang, cinta, dan kebutuhan anaknya yang lain. Ia akan merasa nyaman ketika anaknya merasa nyaman pula, ia akan merasa senang apabila setiap kebutuhan anaknya terpenuhi, ia akan merasa bahagia meskipun ia membanting tulang untuk masa depan anaknya ketika melihat anaknya sukses.
Cinta seorang ibu kepada anaknya tidak bernilai materi, tidak pula bernilai timbal balik, cinta seorang ibu tulus kepada anaknya, ia akan rela jatuh bangun memenuhi kebutuhan anaknya, ia akan bahagia ketika anaknya senang meskipun dirinya sendiri sengsara. Cinta seorang ibu melebihi cinta kepada apapun. Sehingga peran ibu menjadi sangat penting dalam menunjang masa depan anak kedepannya.
5.    Kasih sayang sesama
Perlu diingat manusia tidak bisa hidup tanpa manusia lain. Untuk itu kita perlu menyeimbangkan perasaan cinta pada diri sendiri atau egois dengan mencintai dan mengasihi orang lain. Cinta sesama adalah cinta yang bersifat universal, cinta dalam pandangan kaum universalis adalah mencintai kepada setiap makhluk tuhan yang ada dibumi, tidak hanya mencintai sesama manusia saja, tetapi mencintai alam raya, binatang-binatang dan mencintai kekayaan alam dengan menjaganya dari kepunahan.
Cinta terhadap sesama tidak ada kata cemburu atau iri hati dalam pengejawantahannya. Seseorang yang mencintai sesamanya, maka secara otomatis orang lain akan mencintainya juga. Menyatakan cinta terhadap sesama tidak harus dibuktikan dengan kata- kata kepada semua orang bahwa ia mencintainya, tetapi dibuktikan dengan tindakan yang nyata, tindakan yang orang lain dapat menilainya sebagai pengejawantahan rasa cinta. Dengan senyum, orang dapat mengetahui bahwa orang yang tersenyum menebarkan kasih kepadanya, atau dengan mengajak orang lain bersalaman, berpelukan atau cium pipi maka orang akan merasa bahwa orang tersebut memberinya cinta. Atau dalam kasus lain, orang dapat dikatakan cinta kepada alam  raya ketika orang tersebut turut serta dalam upaya reboisasi, pencegahan global warming, menjaga kelesatarian hutan dan kekayaan alam dan menjaga binatang-binatang langka yang hamper punah dari perburuan liar untuk kepentingan pribadi.
Orang juga dapat dikatakan mencintai terhadap sesama ketika orang tersebut ternyata dapat dibuktikan setiap kata-katanya, setiap tindakannya, setiap langkahnya tidak merugikan orang lain, membuat orang lain senang dan membuat setiap orang merasa nyaman dan aman ketika berada disekeliling orang tersebut.
Cinta kepada sesama manusia merupakan watak manusia itu sendiri. Perlakuan yang baik kepada sesama manusia bukan dalam arti karena seseorang itu membela, menyetujui, mendukung, atau berguna bagi dirinya, melainkan datang dari hati nuraninya yang ikhlas disertai tujuan yang mulia

6.    Kasih sayang erotis
Cinta erotis yakni cinta yang mendambakan adanya peleburan, penyatuan antar pribadi dengan intimitas yang tinggi. Cinta erotis mendambakan adanya dua pribadi yang mengaktualisasikan cintanya melalu tindakan-tindakan erotis yang mampu menutupi kebutuhan biologis diantara keduanya. Cinta jenis ini terjadi apabila ada ketertarikan secara seksual antara satu orang dengan orang lain yang telah memiliki hubungan cinta antar individu yang mendalam. Dorongan seksual yang tinggi merupakan bagian terpenting dalam jenis cinta ini.

7.    Cinta Kepada Allah dan rasul-Nya
Puncak cinta manusia yang paling tinggi, mulia, jernih dan spiritual ialah cintanya kepada Allah dan kerinduannya kepada-Nya. Tidak hanya shalat, pujian dan doanya, tetapi semua tindakan dan tingkah lakuknya ditujukan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridha-Nya. Dalam firman Tuhan : “Katakanlah: jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutlah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah maha pengamupun lagi maha penyayang” (Q:3:31).
Cinta seorang mukmin kepada Allah melebihi cintanya kepada segala sesuatu yang ada di dalam kehidupan ini, melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, anak-anaknya, isterinya, kedua orang tuanya, keluarganya dan hartanya.
Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah merupakan pendorong dan mengarahkannya kepada penundukkan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta kepada Allah akan membuat seseorang akan menjadi mencintai ciptaan-Nya,sesama manusia, hewan, semua makhluk Allah, dan seluruh alam semesta. Hal ini terjadi karena semua yang ada dipandang sebagai bukti kebesaran tuhannya, sebagai sumber kerinduan spiritualnya dan harapan kalbunya.
Mencintai tuhan berarti mencintai dan bersyukur dengan apa yang telah dianugerahakan oleh tuhan kepada dirinya, orang yang bersyukur adalah orang yang begitu mencintai tuhannya.
Pernyataan cinta kepada tuhan dibuktikan dengan pengabdian kepada tuhan dengan sepenuh hati dan jiwa raganya. Seseorang mencintai tuhannya ketika orang tersebut mampu membuktikan bahwa dia dalam setiap tindakannya tidak bertentangan dengan apa yang diperintahkan oleh tuhan untuk dikerjakan dan tidak pula melanggar terhadap setiap larangan tuhan yang manusia tidak diperkenankan untuk mengerjakannya.
Orang tidak dapat menolak perintah tuhan yang ada dalam perintah agama. Apabila sampai terjadi hal yang demikian, maka orang tersebut dapat dikatakan tidak mencintai tuhannya. Orang yang tidak mau mengabdi kepada tuhannya orang tersebut dapat dikatakan tidak mencintai tuhannya.
Cinta kepada tuhan, juga diharuskan untuk cinta kepada rasulnya. Orang dapat dikatakan mencintai tuhannya apabila ia juga mencintai rasulnya sebagaimana ia mencintai tuhannya. Demikian hubungan cinta ini berjalan, saling mendukung dan saling terkait antara yang satu dengan yang lainnya.

D.     Kemesraan
Kemesran berasal dari kata mesra, yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya sangat erat atau karib, sehingga kemesraan artinya hal yang menggambarkan hubungan yang sangat erat atu karib. Kemesraan dapat diartikan keakraban. . Dengan demikian kemesraan atau keakraban yang dilandasi dengan rasa cinta dapat muncul dalam sifat-sifat romantic, terutama dalam wujud gerak atau tingkah laku yang sedang bermesraan. Untuk mewujudkan kemesraan atau keakraban antara lain melalui kontak mata, berbicara, dan bersentuhan.Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang mendalam. Kemesraan juga bersumber pada rasa cinta kasih dan realisasinya yang nyata.
Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, dan secara umum dapat dibedakan atas remaja, rumah tangga, dan manusia usia lanjut (manula).
a.    Kemesraan dalam Tingkat Remaja
Kemesraan dalam usia remaja pada umumnya terjadi ketika remaja berada dalam masa puber yaitu dimana masa remaja memiliki tantangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat (hetero seksual). Perbedaan kemesraan antara perempuan dan laki-laki diantaranya yaitu
1. Unsur erotic pada wanita lebih lama dan lebih intensif, sedangkan unsur erotik pada laki-laki lebih cepat.
2. Wanita cenderung membawa persoalannya secara introvert (diri sendiri), intuisinya sangat halus dan bersifat pasif. Sedangkan laki-laki lebih mengarah pada penguasaan dunia luar (ekstrover), sangat aktif dan dinamis serta bersifat lebih agresif. Itulah sebabnya mengapa laki-laki lebih cenderung menyampaikan cintanya terlebih dahulu, sedangkan wanita itu cenderung pasif menunggu.
Namun, dalam kehidupan nyata pernyataan tersebut tidak selamanya seperti itu. Buktinya, pada dewasa sekarang ini kaum laki-laki lebih sering dikalahkan peranannya oleh kaum wanita. Hal tersebut merupakan sebuah penyimpangan pola yang bersifat social dari factor ekstern dalam hubungan laki-laki dan wanita.
Beberapa factor yang menyebabkan kejadian penyimpangan pola tersebut, antara lain sebagai berikut:
1.    Jumlah wanita pada umumnya lebih banyak dari laki-laki
2.    Masyarakat maupun pemerintah mengarah pada perkawinan monogami
3.    Emansipasi wanita dan kemunduran laki-laki mulai terjadi dalam banyak hal, seperti persamaan kedudukan sebagai pegawai kantor, baik pangkat maupun gaji, banyak wanita yang lebih maju dalam karirnya dibandingkan laki-laki
Kemesraan pada remaja populer dengan sebutan pacaran. Pacaran dilakukan oleh para remaja dengan tujuan diantaranya untuk memilih calon pasangan hidup agar dapat mengenal watak dan karakter satu sama lain, dengan berbagai cara mereka masing-masing.

b.      Kemesraan dalam Rumah Tangga
Pada umumnya dalam keluarga para orang tua memelihara hubungan dengan keluarga lain melalui perkawinan putra putrinya. Dengan cara tersebut, cinta kasih yang biasanya melalui perkawinan tidak pernah terjadi diharapkan justru setelah mereka kawin. Dalam bulan pertama, pasangan pengantin biasanya tampak rukun dan bahagia seperti yang mereka harapkan. Mereka saling memberikan kasih saying seperti yang dijanjikan sebelumnya. Namun, pada tahun-tahun selanjutnya berbagai kebutuhan dari kebutuhan rumah tangga, keperluan anak serta hubungan dengan keluarga atau masyarakat dengan sendirinya akan mengurangi jatah yang selaman ini hanya di peruntukkan pada kekasihnya. Pada masa-masa tersebut, suatu rumah tangga sering mengalami krisis dan cinta kasih antara suami dan istri sering tidak harmonis lagi. Beberapa penyebabnya antara lain
1.         Factor fisik
Dalam usia 45 tahun, istri mulai nampak tua, apalagi dengan telah berhentinya haid, ia merasa nafsu seksnya berkurang dan merasa bahwa tugasnya sebagai seorang wania untuk memproduksi keturunan sudah berakhir.hebat – hebatnya. “life begin at fourty”, dikatakan bahwa pada waktu itu pria  Sedangkan pria dalammasa tersebut merasa fisiknya justru sedang mengalami masa puber kedua.
2.         Faktor psikis
Pada usia 45 tahun, istri mulai merasa kejenuhan dalam menghadapi seorang partner yang teetap yaitu suaminya. Oleh karena itu terjadi keengganan untuk melayani. Ketika istri mulai merasa enggan, suami mencari partner yang lain, baik untuk dijadikan istri muda atau istri simpanan, ata hanya sekedar main- main dengan wanita ynag lebih muda atau lebih menarik daripada istrinya.
3.         Factor social
Faktor sosial ini timbul karena peralihan titik perhatian istri. Kalau sewaktu berumah tangga perhatian dapat dipusatkan pada suami saja, dalam usia 45 tahun perhatian beralih kepada kepentingan anak- anaknya atau cucu-cucunya. Sementara itu suami dala usia seperti itu mulai mementingkna karier, pekerjaan dan organisasi sosial atau hubungannya dengan masyarakatnya.

c.    Kemesraan Mnusia Usia Lanjut
Kemesraan juga dapat diteruskan pada manula. Kemesraan bagi manula dapat diwujudkan waktu makan, duduk, jalan-jalan, menonton TV atau membaca koran bersama. Tingkat kemesraan pada manula akan terasa apabila pasangan sudah tua sering berdarma wisata berdua, mengunjungi tempat-tempat yang indah di dalam negerinya, terlebih di luar negeri. Dengan cara tersebut, mereka akan ingat masa mudanya.


E.     Pemujaan

Pemujaan berasal dari kata “puja“, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karya W.J.S Purwadarminta, kata puja berarti penghormatan. Pujaan dapat diwujudkan pada orang yang dicintai, pahlawan yang diagungkan, dan tuhan Yang Maha- Kuasa. Pujaan seseorang terhadap kekasihnya diwujudkan dalam personifikasi dan kata – kaa yang indah. Pujaan juga diberikan pada pahlawan. Pahlawan adalah orang yang gagah berani atau terkemuka. Begitu dalamnya pemujaan terhadap pahlawan yang gagah berani dan gugur untuk nusa bangsanya sehingga ia diabadikan sebagai nama jalan, misalnya zjenderal Sudirman, Daan Mogot di Jakarta dll. Pemujuaan manusia yang tertinggi yaitu kepada tuhan YME yang disebabkan oleh kesadaran manusia atas adanya kekuasaan dan kemampuannya dalam menentukan hidup semua makhluk. Pemujaan kepada tuhan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual atau peribadatan serta berbuat baiak dalam kehidupannya di dunia ini sesuai dengan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Pemujaan kepada tuhan dilakukan sesuai dengan keyakinan/agama masing-masing.










BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.    Cinta memiliki pengertian yang luas, tidak hanya sebatas cinta antara dua orang laki – laki dan perempuan yang saling memiliki ketertarikan satu sama lain, namun cinta juga berupa cinta diri sendiri, sesama, keibuan dan cinta kepada Tuhan dan Rasul-Nya.
2.    Cinta sangat penting perananya dalam hidup manusia karena manusia tidak dapat hidup tanpa berinteraksi dan membutuhkan sesamanya, maka manusia juga harus menyatakan cintanya kepada sesamanya tanpa membedakan antara satu dan yang lain sehingga segala perbedaan menjadi satu kesatuan dan menciptakan persaudaraan yang saling mengerti kebutuhan satu dengan yang lainnya.
3.    Cinta tertinggi kedudukannya ketika seseorang mampu sepenuhnya mencintai Allah, melebihi cintanya kepada hal-hal duniawi, di mana setelah mampu mencintai Allah maka dengan sendirinya manusia mampu mencintai segala hal yang ada di sekelilingnya atau segala ciptaan-Nya.
4.    Cinta tidak sama dengan nafsu. Jika nafsu lebih mementingkanaspek jasmaniah untuk memuaskan dorongan seks semata dan sifatnya menuntut sehingga seringkali berupa paksaan, sementara cinta bersifat rukhaniah, diberikan secara tulus dan cinta memberi semangat hidup bagi orang yang mencintai dan dicintai, dimana cinta mengandung unsur tanggung jawab, perhatian, pengasuhan dan pengenalan.
5.    Cinta merupakan sesuatu yang indah dan mulia. Cinta itu adalah kebahagiaan, tetapi, manakala cinta itu tidak sesuai dengan apa yang dibayangkan, apa yang diperkirakan, apa yang didambakan dan diharapkan dan bahkan jauh dari bayang bayang keindahan dan betolak belakang dari kenyataan maka cinta bisa sangat menyakitkan dan menimbulkan penderitaan yang luar biasa.





DAFTAR PUSTAKA

Achmanto. 2005. Mengerti Cinta Dari Dasar Hingga Relung – Relung. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Triprasetya, Joko. 1997. Tanya Jawab Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : Rineka Cipta.
Widyosiswoyo, Supartono. 2004. Ilmu Budaya Dasar. Bogor : Ghalia Indonesia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar